BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Pelayanan kebidanan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan
kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan anak di keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian pelayanan
kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu bidan
yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu wilayah tertentu.
Komunitas berasal dari bahasa Latin
yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga “communis” yang berarti
sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang
berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan
komunitas didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu :
manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu
pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan
tercapainya taraf kesejahteraan hidup
masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009)
Namun dalam kebidanan Komunitas
terdapat juga issue kesehatan yang menjadi sebuah masalah kebidanan di Komunitas
yang dijumpai dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan
tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tersebut, diantaranya : Kematian
ibu dan bayi, kehamilan remaja, Unsafe abortion, Bayi Berat lahir Rendah(BBLR),
dan Penyakit Menular Seksual(PMS)
1.2 TUJUAN MAKALAH
Dalam
pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
1. Issue
Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
a. Unsafe
abortion
b. Bayi
Berat lahir Rendah(BBLR)
BAB
II
ISI
2.1
ANSAFE ABORTION
Sudah
menjadi rahasia umum, tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita
seperti melakukan kekerasan fisik seperti berlari, naik sepeda atau naik kuda.
Jika tindakan pertama tidak berhasil, maka wanita tersebut melakukan tindakan
kedua dengan cara mengonsumsi obat-obatan yang dapat menggugurkan kandungan.
Misalnya, wanita tersebut sengaja mengonsumsi obat-obatan yang dilarang untuk
wanita hamil. Bisa juga dengan cara mengonsumsi obat tradisional seperti nenas
muda.
Tindakan
unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan keluarga miskin yang
tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe abortion dapat
menimbulkan gangguan pada kesehatan reproduksi bahkan mengakibatkan kematian
bagi kaum ibu.
2.1.1
DEFINISI
1. Unsafe
abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan
tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman
sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
2. Unsafe
abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga kurang terampil
(tenaga medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat
kesehatan (WHO, 1998).
3. Umumnya
aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan
yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti
korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain.
Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat
akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan secara
diam-diam tanpa memperhatikan resikonya.
2.1.2 ALASAN WANITA TIDAK MENGINGINKAN KEHAMILANNYA
1. Alasan
kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
2. Alasan
psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
3. Kehamilan
di luar nikah.
4. Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
5. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit
turunan.
6. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
7. Kegagalan
pemakaian alat kontrasepsi.
2.1.3 CIRI – CIRI UNSAFE ABORTION
1. Dilakukan
oleh tenaga medis atau non medis
2. Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga
pelaksana
3. Kurangnya
fasilitas dan sarana
4. Status
ilegal
2.1.4
DAMPAK
1. Dampak sosial.
Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi - sembunyi.
2. Dampak kesehatan.
Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi.
3. Dampak psikologis.
Trauma
2.1.5 PERAN BIDAN DALAM MENCEGAH UNSAFE ABORTION
1. Sex education
2. Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan
keagamaan
3. Peningkatan sumber daya manusia
4. Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.
2.1.6 ABORSI DILAKUKAN AMAN APABILA
1. Dilakukan oleh pekerja kesehatan yangbenar-benar terlatih
dan berpengalaman melakukan aborsi
2. Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran
yang layak
3. Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam
vagina atau rahim harus steril atau tidak trcemar kuman dan bakteri.
4. Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien
terakhir kali mendapat haid.
2.1.7 ANGKA
KEJADIAN SAFE ABORTION
Tabel Aborsi yang Tidak Aman: Perkiraan per Wilayah, per tahun
Wilayah
|
Jumlah aborsi yang tidak aman
|
Jumlah kematian akibat aborsi yang tidak aman
|
% kematian ibu akibat aborsi yang tidak aman
|
Dunia
|
|||
Indonesia
|
|
|
|
Singapura
|
|
|
|
2.2
BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH)
2.2.1
PENGERTIAN
1. Bayi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut
prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat
lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR)
(Yushananta,2001).
2. Berdasarkan
kurva pertumbuhan intrauterin dari Lubchenko, maka kebanyakan bayi prematur
akan dilahirkan dengan berat badan yang rendah (BBLR), BBLR dibedakan atas
Berat Lahir Sangat Rendah (BLSR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.500 gram,
dan Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BLASR), yaitu bila berat bayi lahir <
1.000 gram (Yushananta, 2001).
Menurut
Manuaba (1998), bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Prematuritas
murni
Adalah
bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus
Kurang Bulan - Sesuai Masa Kehamilan (NKB- SMK). Mengingat belum sempurnanya
kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan
pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah
infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a)Pengaturan
suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi
prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya
rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus
dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila
bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan, 2 kg adalah 35
derajat celsius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat
celsius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat
di pertahankan.
b) Makanan
bayi prematur
Alat
pencemaan bayi prematur masih belum sempuma. lambung kecil, enzim pencernaan
belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 Kal/kg BB
sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam
setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap
masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi
frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga
ASI yang paling dahulu diberikan. Bila kurang, maka ASI dapat diperas dan di
minumkan perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan
cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai
mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.
c) Menghindari
infeksi
Bayi
prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempuma.
Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan sehingga tidak
terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan
pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
2. Dismaturitas
2. Dismaturitas
Adalah bayi
lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan,
dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.
2.2.2 Karakteristik BBLR
Menurut
Manuaba (1998), karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah
sebagai berikut:
a. Berat
kurang dari 2.500 gram
b. Panjang
badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar
dada kurang dari 30 cm.
d. Lingkar
kepala kurang dari 33 cm.
e. Usia
kehamilan kurang dari 37 minggu.
f. Kepala
relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
g. Kulit
tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik-
lemah.
h. Pernafasan
tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali per
menit.
i. Kepala
tidak mampu tegak
j. Frekuensi
nadi 100-140 kali per menit.
2.2.3
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan BBLR
Menurut
Depkes (1993) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR, yaitu:
1. Faktor
lbu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, diabetes mellitus,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Umur
ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada
usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.
Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 - 35 tahun.
c. Keadaan
sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya
prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik (khususnya anemia) dan
pelaksanaan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada
bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.temyata lebih tinggi bila
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
d. Sebab
lain
Ibu
perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor
janin
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
3. Faktor
lingkungan
Tempat
tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
2.2.4
KOMPLIKASI PADA BAYI BBLR
Komplikasi
yang terjadi pada bayi BBLR antara adalah:
1. Kerusakan
bernafas : fungsi organ belum sempuma
2. Pneumonia,
aspirasi : refleks menelan dan batuk belurn sempurna
3. Perdarahan
intraventrikuler: perdarahan spontan di ventrikel otak lateral disebabkan
anoksia menyebabkan hipoksia otak yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan
peredaran darah sistemik
2.2.5
MASALAH-MASALAH PADA BAYI BBLR
Masalah-masalah
yang muncul pada bayi BBLR adalah sebagai berikut:
1. Suhu
Tubuh
a. Pusat
pengatur panas badan belum sempurna
b. Luas
badan bayi relatifbesar sehingga penguapannya bertambah
c. Otot
bayi masih lemah
d. Lemak
kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas badan
e. Kemampuan
metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan BBLR perlu diperhatikan
agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat diperhatikan sekitar
300C sampai 300C
2. Pernafasan
a. Pusat
pengatur pernafasan belum sempuma
b. Surfaktan
paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna
c. Otot
pernafasan dan tulang iga lemah
d. Dapat
disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru,
gagal pernafasan.
3. Alat
pencernaan makanan
a.
Belum berfungsi
sempurna, sehingga penyerapan makanan kurang baik
b.
Aktivitas otot
pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga pengosongan lambung berkurang.
c.
Mudah terjadinya
regurtasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.
4. Hepar
yang belum matang (immatur)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin,
sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai keroikterus.
5. Ginjal
masih belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan
air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema.
6. Perdarahan
dalam otak
a. Pembuluh
darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
b. Sering
mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam
otak.
c. Perdarahan
dalam otak memperburuk keadaan dan dapat menyebabkan kematian.
d. Pemberian
oksigen belum mampu diatur sehingga memudahkan terjadi perdarahan dan nekrosis.
2.2.6
ANGKA
BBLR
Tabel kejadian BBLR Perkiraan per Wilayah, per tahun
Wilayah
|
Jumlah aborsi yang tidak aman
|
Jumlah kematian akibat aborsi yang tidak aman
|
% kematian ibu akibat aborsi yang tidak aman
|
Dunia
|
|||
Indonesia
|
|
|
|
Singapura
|
|
|
|
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Permasalahan
kebidanan di komunitas yang sering dItemui diantaranya adalah : Unsafe abortion
dan BBLR.
Definisi
unsafe abortion menurut WHO(1998) adalah presedur melakukam terminasi
(pegertian) kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) oleh tenaga
kurang terampil (medis/non medis) alat tidak memenuhi syarat kesehatan dan
lingkungan tidak memenuhi.
Bayi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut
prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat
lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR)
(Yushananta,2001).
Ciri-ciri
unsafe abortion
- Dilakukan oleh tenaga medis / non medis
- Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
- Kurangnya fasilitas dan sarana
- Status illegal
Dampak
unsafe abortion:
- Dampak sosial : biaya lebih banyak , dilakukan secara sembunyi-sembunyi
- Dampak kesehatan : aburtus tidak lengkap (incomplete abortio) yang bisa menyebabkan nyeri pelvis sampai pendarahan terus menerus. Sepsi yaitu infeksi yang eksistensif sampai seluruh tubuh
- Dampak psiokogis : trauma
Batasan
BBLR:
1.
Bayi lahir rendah
deengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan
2.
Berat lahir adalah
berat lahir yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir
3. Untuk
keperluaan bidan di desa berat lahir ditimbang 24 jam pertama setelah
lahir
Faktor-faktor
yang berhubungan denga BBLR:
1. Umur
ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
2. Jarak
kehamilan < 1 minggu
3. Paritas
> 4
4. Ibu
dengan keadaan:
a. Mempunyai
BBLR sebelumnya
b. Melakukan
pekerjaan fisik beberapa jam tampa istrirahat
c. Sangat
miskin
d. Perkawinan
tidak sah
e. Kurang
gizi
f. Perokok,
pengguna obat terlarang dan alkohol
5. Ibu
hamil dengan :
a. Anemia
berat
b. Pre-eklampsia
atau hipertensi
c. Insfeksi
selama kehamilan
d. Kehamilan
ganda
e. Pendarahan
anterpartum
f. Trauma
fisik dan psikologi
g. KPD
3.2. SARAN
Secara
professional,bidan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, partnership dengan
perempuan untuk kelancaran untuk memberi support pada masyarakat.
Bidan juga lebih memperhatikan pada issue kesehatan dalam kebidanan komunitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar