MEKANISME
PERSALINAN NORMAL
Persalinan
kala II dimulai setelah pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh badan janin. Inti dari mekanisme persalinan normal adalah pergerakan
kepala janin dalam rongga dasar panggul untuk menyesuaikan diri dengan luas
panggul sehingga kepala dapat lahir secara spontan. Diameter terbesar kepala
janin berusaha menyesuaikan dengan diameter terbesar dalam ukuran panggul ibu.
Ada tiga
ukuran diameter kepala janin yang digunakan sebagai patokan dalam mekanisme
persalinan normal, antara lain:
1. Jarak biparietal
Merupakan
diameter melintang terbesar dari kepala janin, dipakai didalam definisi
penguncian (engagement).
2. Jarak suboksipito bregmatika
Jarak antara
batas dari leher dan oksiput ke anterior fontanel, ini adalah diameter yang
bersangkutan dengan presentasi kepala.
3. Jarak oksipitomental
Merupakan diameter terbesar dari kepala
janin, ini adalah diameter yang bersangkutan dengan hal presentasi dahi.
Presentasi
belakang kepala dan kebanyakaan presentasi ini masuk dalam pintu atas panggul
dengan sutura sagittalis melintang.
Ubun-ubun
kecil kiri melintang lebih sering dari pada ubun-ubun kecil kanan melintang.
Maka karena itu akan kita uraikan dulu pergerakan anak dalam presentasi
belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil kiri melintang.
Gerakan utama mekanisme
persalinan normal :
1.
Engagement
2.
Flexion (flexi)
3.
Internal rotation (putaran paksi dalam)
4.
Extension (ekstensi)
5.
External rotation (putaran paksi luar)
6.
Expulsion
1.
Engagement
Pada minggu-minggu akhir kehamilan atau pada saat
persalinan dimulai kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan presentasi biparietal
(diameter lebar yang paling panjang berkisar 8,5 – 9,5 cm) atau 70% pada
panggul ginekoid.
Synclitism and asynclitism
Masuknya kepala:
§ Pada primi terjadi pada bulan terakhir kehamilan
§ Pada multi terjadi pada permulaan persalinan
Kepala masuk pintu atas
panggul dengan sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul
(sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior/posterior)
Masuknya kepala
ke dalam PAP → dengan fleksi ringan, sutura sagitalis/ SS melintang
Bila SS di
tengah-tengah jalan lahir : synklitismus
Bila SS
tidak ditengah-tengah jalan lahir : asynklitismus
Asynklitismus
posterior : SS mendekati simfisis
Asynklitismus
anterior : SS mendekati promotorium
2.
Penurunan dan penempatan
Masuknya kepala kedalam PAP (engagement) pada primi
terjadi pada bulan terakhir kehamilan sementara pada primi terjadi pada saat
persalinan. Kepala memasuki PAP dengan sutura sagitalis serong atau melintang dan dengan fleksi ringan.
Dengan kekuatan his kepala janin terjadi penurunan sehingga utura sagitalis
berada diantara sympisis dan promontorium dalam keadaan synclitismus (os
parietal depan dan belakang sama tinggi).
Dengan adanya his maka kepala semakin turun, sututra
sagitalis mendapat tahanan pada sympisys sehingga os parietal belakang lebih
rendah dari os parietal depan (asynclitismus posterior menurut Liztman) atau
kepala janin mendapat tahanan pada promontorium sehingga os parietal depan
lebih rendah dari os parietal belakang (asynclitismus anterior menurut
Naegele).
Penurunan kepala pada primi terjadi setelah penempatan
atau kala II, pada multi penurunan, penemptan, fleksi, putaran paksi dalam dan
ekstensi terjadi secara bersamaan.
Penyebab
terjadinya penurunan kepala :
a.
Tekanan cairan intra
uterine
b.
Tekanan langsung pada
bokong oleh fundus
c.
Kekuatan mengedan
d.
Melurusnya badan janin
mengikuti perubahan bentuk janin
2.
Fleksi
Dengan majunya kepala, fleksi semakin bertambah
sehinggga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar, dan sumbu lebih mendekati oksiput. Untuk
mengurangi tahanan penurunan kepala. Menurut
hukum Kople :
a.
Flexi, kepala masuk rongga
panggul dengan diameter terkecil
b.
Diameter subocipito
bregmatika 9,5 cm menggantikan diameter suboccipito
frontalis (11 cm)
c.
Didasar panggul kepala
dalam fleksi maksimum
d.
Penyebab fleksi anak
mendapat tahanan dari pintu atas panggul, cerviks, dinding dasar panggul.
3.
Putaran paksi dalam (rotasi dalam)
Dorongan his mengakibatkan kepala yang turun menemui diafragma
pelvis yang berjalan dari depan atas dan bawah belakang. Akibat elastisitas
diafragma panggul dan tekanan intra uterine, karena his kepala mengadakan
rotasi. Dan menempatkan ubun-ubun kecil berada dibawah sympisis.
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjadi
sejajar dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah
oksiput berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simpisis ibu. Jika
rotasi internal belum terjadi pada saat kepala janin mencapai dasar pelvis,
rotasi internal akan segeta terjadi. “ini penting” untuk terjadi persalinan
pervaginam, kecuali pada bayi yang kecil abnormal
PAP memiliki diameter transversum yang lebih besar
dibandingkan diameter anteroposterior bidang pertengahan dan PBP memiliki
diameter anteroposterior > dari diameter tranversum. Oasi internal
dipengaruhi oleh bentuk huruf V pada otot-otot dasar pelvis dan penyempitan
dimensi rongga panggul karena ada tulang belakang iskium. Ketika oksiput
berotasi dari posisi LOP, ROP, LOT atau ROT, bahu juga berotasi dengan kepala
sampai posisi LOA atau ROA. Sementara oksiput melakukan rotasi 45° akhir dalam
posisi OA (oksiput anterior), bahu tidak melanjutkan rotasinya bersama kepala,
tetapi bahu masuk ke PAP pada salah satu diameter oblik
Sebab
terjadinya putaran paksi dalam :
a.
Bagian belakang kepala
merupakan bagian terendah dari kepala pada keadaan fleksi
b.
Bagian terendah mencari
tahanan terkecil
c.
Ukuran terbesar dari bidang
tengah panggul ialah diameter anteroposterior
4.
Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala berada
pada dasar panggul terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala, dimana sub
oksiput sebagai hypomukleon, sehingga kepala dapat lahir. Dengan dorongan mengedan berturut-turut
maka lahir ubun-ubun besar, dahi, muka, dan akhirnya dagu.
Pelahiran kepala
berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan OA. Mekanisme ini
berbeda ketika oksiput berotasi ke oksiput posterior. Rotasi kepala 45° baik ke
arah kanan maupun kiri, bergantung pada arah dari tempat kepala berotasi ke
posisi OA. Dampaknya, restitusi tidak memutar leher dan membuat kepala sekali
lagi berada pada sudut yang tepat dengan bahu. Sutura sagitalis saat ini berada
dalam salah satu diameter oblik pelvis dan diameter bisakromial janin berada
dalam diameter oblik lain pada pelvis.
5.
Putaran paksi luar (rotasi luar)
Setelah kepala lahir maka kepala anak melakukan
putaran paksi luar untuk menyesuaikan kepala dengan arah punggung untuk menghilangkan torsi
pada leher, akibat putaran paksi dalam. Putaran paksi luar terjadi karena
ukuran bahu menempatkan pada posisi diameter antero posterior dari pintu bawah
panggul.
Rotasi ke LOT atau ROT. Pelahiran bahu dan badan dengan
fleksi lateral melalui sumbu Carus. Sumbu Carus adalah ujung keluar paling
bawah pada lengkung pelvis. Janin dan plasenta harus lewati untuk bisa
lahirRotasi ke LOT atau ROT. Pelahiran bahu dan badan dengan fleksi lateral
melalui sumbu Carus. Sumbu Carus adalah ujung keluar paling bawah pada lengkung
pelvis. Janin dan plasenta harus lewati untuk bisa lahir.
6.
Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah
symphysis menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang, kemudian bahu
depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi
jalan lahir.
1. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring
2. Bahu menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya.
3. Bahu depan kemudian bahu belakang
4. Trokanter depan baru trokanter belakang
5. Lahirlah seluruh tubuh bayi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar