BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini semakin banyak masalah-masalah kebidanan yang dihadapi oleh
masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh banyak penyebab, diantaranya yaitu pola
hidup yang semakin tidak terkendali dan juga konsumsi makanan yang jauh dari
kata sehat.
Di zaman dahulu mungkin jarang sekali seorang wanita
menderita polip endometrium, tapi saat ini banyak sekali ditemui kasus-kasus
polip endometrium. Hal ini menggugah keinginan kita untuk lebih mendalami
informasi tentang polip endometrium sebagai salah satu tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Patologis.
Polip endometrium ditandai dengan adanya perdarahan abnormal per vaginam,
paling umum menometroragia atau perdarahan bercak ringan pasca menopause. Polip
terjadi dari umur 29-59 tahun dengan kejadian terbanyak
setelah umur 50 tahun. Insiden polip tanpa
gejala pada wanita pasca menopause kira-kira 10%.
Polip endometrium biasanya terjadi pada fundus dan dapat melekat dengan
adanya tangkai yang ramping (bertangkai) atau dasar yang lebar (tidak bertangkai).
Kadang-kadang polip prolaps melalui serviks.
Secara makroskopis polip endometrium tampak sebagai massa ovoid berukuran beberapa mill- meter hingga beberapa
sentimeter, licin seperti beludru berwarna merah hingga coklat. Secara
histologis, polip endometrium mempunyai inti stroma dengan jaringan pembuluh
darah yang jelas sena permukaan mukosa endometrium yang dapat melapisi komponen
glanduler. Polip di bagian distal dapat menunjukkan perdarahan stroma, sel-sel
radang, ulerasi dan dilatasi pembuluh darah dilatasi. Kadang-kadang terjadi
poliposis multipel. Varian lain yang jarang adalah adenomioma bertangkai
(dibedakan dengan adanya pita penjalin otot polos).
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu polip endometrium?
2.
Apa etiologi dari polip
endometrium?
3.
Bagaimana patofisiologi polip
endometrium?
4.
Apa saja faktor resiko dari polip
endometrium?
5.
Bagaimana tanda dan gejala dari
polip endometrium?
6.
Bagaimana diagnosis dan
pengobatan dari polip endometrium?
7.
Bagaimana prognosis dan
komplikasi dari polip endometrium?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi dari
polip endometrium.
2.
Untuk mengetahui etiologi dari
polip endometrium.
3.
Untuk memahami patofisiologi dari
polip endometrium.
4.
Untuk mengetahui faktor resiko
dari polip endometrium.
5.
Untuk memahami tanda dan gejala
dari polip endometrium.
6.
Untuk mengetahui dan memahami
diagnosis dan pengobatan dari polip endometrium.
7.
Untuk memahami prognosis dan
komplikasi dari polip endometrium.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Polip
endometrium adalah massa atau jaringan lunak yang tumbuh pada lapisan dinding
bagian dalam edometrium dan menonjol ke dalam rongga endometrium.Pertumbuhan
sel-sel yang berlebih pada lapisan endometrium (rahim) mengarah pada
pembentukan polip.
Polip
endometrium atau polip uterus adalah massa di lapisan dalam rahim. Mereka
mungkin memiliki basis datar besar ( sesil ) atau melekat pada rahim oleh
memanjang pedikel ( pedunkulata ). Polip pedunkulata lebih umum daripada yang
sessile. Mereka berbagai ukuran dari beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter. Jika pedunkulata , mereka bisa menonjol melalui leher rahim ke
dalam vagina. Pembuluh darah kecil mungkin hadir, terutama di polip besar.
2.2 ETIOLOGI
Penyebab polip endometrium tidak diketahui secara
pasti, namun faktor hormonal berperan penting dalam timbulnya polip
endometrium. Polip endometrium terjadi karena :
·
Adanya bagian
endometrium yang sangat sensitif terhadap hormon estrogen sehingga mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat dan besar dibandingkan bagian endometrium yang
lain.
·
Produksi hormon yang
abnormal yaitu hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh hormon progesteron.
2.3 PATOFISIOLOGI
Polip endometrium sering didapati terutama dengan
pemeriksaan histeroskopi. Polip berasal antara lain dari
Ø
Adenofibroma :
biasanya terdiri dari epitel endometrium dengan stroma yang sesuai dengan daur
haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium, dengan
konsistensi lunak dan berwarna kemerah – merahan. Gangguan yang sering
ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilitas. Mempunyai
kecenderungan kambuh kembali.
Ø
Mioma submukusum : sarang mioma dapat tumbuh
bertangkai dan keluar dari uterus menjadi mioma yang dilahirkan. Tumor
berkonsistensi kenyal berwarna putih.
Ø
Polip plasenta :
berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus.
Pemeriksaan histologi memperlihatkan vili korialis dalam berbagai tingkat
degenerasi yang dilapisi endometrium. Polip plasenta menyebabkan uterus
mengalami subinvolusi yang menimbulkan perdarahan. Polip endometrium umumnya
diangkat dengan cara kuretase.
Insiden tidak
diketahui. Paling sering pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari
sepertiga memperlihatkan endometrium fungsional, bisa memperlihatkan hiperpasia
kistik bisa menonjol.
2.4 FAKTOR RESIKO
Berikut beberapa faktor resiko yang meningkatkan
seseorang terkena polip endometrium :
§
Obesitas atau
kegemukan
§
Menjalani operasi
temoxifen, obat kemoterapi untuk kanker payudara
§
Hipertensi atau
tekanan darah tinggi
2.5 TANDA DAN GEJALA
Gejala dan tanda pada polip endometrium adalah :
Ø
Perdarahan haid yang
tidak teratur
Ø
Perdarahan antara
haid
Ø
Perdarahan vagina
setelah menopause
Ø
Infertilitas
Ø
Polip endometrium
dapat berkembang pada wanita pre atau post menopause.Wanita yang postmenopause
mungkin hanya mengalami perdarahan bercak.
2.6 DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN
Diagnosis polip endometrium
dapatdilakukan dengan :
Ø
USG Transversal
Sebuah perangkat yang
ramping berbentuk tomgkat di tempatkan di vagina yang akan menggambarkan
endometrium penderita.
Ø
Histereskopi
Sebuah alat kecil
yang disertai dengan kamera bercahaya dimasukkan melalui vagina dan serviks
masuk ke dalam endometrium. Histereskopi memungkinkan dokter melihat secara
langsung bagian dalam endometrium sekaligus mengangkat polip.
Pengobatan
Ø
Kuretase
Tujuan dari kuret
adalah mengangkat polip endometrium dengan cara mengikis dinding bagian dalam
endometrium, hal ini bertujuan untuk mengumpulkan spesimen untuk pengujian
laboratorium.
Ø Polip dapat diangkat dengan operasi menggunakan kuret
dengan atau tanpa histeroskopi.
2.7 PROGNOSIS DAN
KOMPLIKASI
Polip endometrium biasanya jinak meskipun beberapa mungkin sel prakanker
atau kanker. Tentang 0,5 % dari polip endometrium mengandung sel-sel
adenokarsinoma. Polip dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang
menjalani perawatan IVF. Jika mereka mengembangkan dekat tuba falopi , mereka
dapat menyebabkan kesulitan dalam menjadi hamil . Meskipun pengobatan seperti
histeroskopi biasanya menyembuhkan polip yang bersangkutan, kekambuhan polip
endometrium sering terjadi. Diobati , polip kecil mungkin hilang sendiri .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Polip endometrium adalah massa atau jaringan lunak
yang tumbuh pada lapisan dinding bagian dalam edometrium dan menonjol ke dalam
rongga endometrium.Pertumbuhan sel-sel yang berlebih pada lapisan endometrium
(rahim) mengarah pada pembentukan polip.
Penyebab polip endometrium tidak diketahui secara pasti,
namun faktor hormonal berperan penting dalam timbulnya polip endometrium.
Gejala dan tanda pada polip endometrium adalah :
Ø
Perdarahan haid yang
tidak teratur
Ø
Perdaahan antara haid
Ø
Perdarahan vagina
setelah menopause
Ø
Infertilitas
Ø
Polip endometrium
dapat berkembang pada wanita pre atau post menopause.Wanita yang postmenopause
mungkin hanya mengalami perdarahan bercak.
Pengobatan polip
endometrium yaitu dengan cara:
Ø
Kuretase
Tujuan dari kuret
adalah mengangkat polip endometrium dengan cara mengikis dinding bagian dalam
endometrium, hal ini bertujuan untuk engumpulkan spesimen untuk pengujian
laboratorium.
Ø Polip dapat diangkat dengan operasi menggunakan kuret
dengan atau tanpa histeroskopi.
3.2 Saran
Diharapkan bidan sebagai
tenaga kesehatan bisa memahami tanda dan gejala dari polip endometrium,
sehingga polip endometrium ini dapat segera ditangani dan diobati secara dini
oleh dokter spesialis kandungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar